Sabtu, 21 Februari 2009

ELEKTROKARDIOGRAFI DAN BUNYI JANTUNG

TUJUAN:

1. Menyiapkan orang percobaan untuk pemeriksaan EKG.
2. Memasang elektroda pada orang percobaan untuk pencatatan 12 hantaran rutin EKG.
3. Mengemukakan beberapa segi teknis alat EKG mengenai:
a. Kepekaan alat.
b. Kecepatan catat alat.
4. Menganalisa EKG normal.
5. Menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya bunyi jantung I dan II.
6. Melakukan pemeriksaan bunyi jantung pada tempat yang sesuai dengan proyeksi katup jantung pada dada orang percobaan dengan menggunakan stetoskop (auskultasi).
7. Mengidentifikasi bunyi jantung normal.
8. Menguraikan sifat-sifat bunyi jantung normal.

ALAT YANG DIPERLUKAN:

1. Elektrokardiografi dengan perlengkapannya:
a. Elektroda untuk pergelangan kaki dan tangan, elektroda isap (suction electrode).
b. Karet-karet pengikat.
c. Kawat penghubung pasien (patient cable) dan kawat penghubung tanah (grounding).
2. Kapas dan alkohol.
3. Tempat tidur.
4. Pita rekaman bunyi jantung normal.
5. Tape recorder.
6. Stetoskop rangkap.
7. Supidol.

TATA KERJA:

PERSIAPAN ORANG PERCOBAAN

1. Suruhlah orang percobaan berbaring dengan tenang di tempat tidur dengan bertelanjang dada.
2. Bersihkanlah dengan kapas dan alkohol, kulit di kedua pergelangan tangan dan kaki.
3. Basahilah keempat elektroda pergelangan dengan air yang mengandung elektrolit dan pasanglah elektroda tersebut di tempat yang telah dibersihkan tadi.
4. Hubungkanlah kawat penghubung pasien dengan elektroda sebagai berikut:
a. Kawat RA (right arm, merah) dihubungkan dengan elektroda di pergelangan lengan kanan.
b. Kawat LA (left arm, kuning) dihubungkan dengan elektroda di pergelangan lengan kiri.
c. Kawat LL (left leg, hijau) dihubungkan dengan elektroda di pergelangan kaki kiri.
d. Kawat RL (right leg, hitam) dihubungkan dengan elektroda di pergelangan kaki kanan.
e. Kawat C (chest, putih) untuk sementara dibiarkan dulu.

PENCATATAN EKG

1. Sebelum dilakukan pencatatan EKG, dimulai dulu dengan penetapan kecepatan catat alat dan peneraan kepekaan alat.
2. Dengan menekan tombol yang sesuai (lihat gambar) dicatat secara berturut-turut:
a. Hantaran standard Einthoven: I, II, III.
b. Hantaran augmented extremity leads: aVR, aVL,dan aVF.
Tiap hantaran dicatat untuk sekurang-kurangnya 4 siklus jantung.
Hubungkan kawat C (putih) dengan elektrodaa isap dan tempelkanlah elektroda isap tersebut pada tempat-tempat yang sesuai pada orang percobaan. Dengan menekan tombol ”V” dicatat hantaaran precordial: V1 sampai V6.

HASIL PERCOBAAN:









PEMBAHASAN:

ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)

EKG adalah rekaman keseluruhan penyebaran aktivitas listrik di jantung.
Berbagai komponen pada rekaman EKG dapat dikorelasikan dengan kejadian (proses) spesifik di jantung. EKG normal memperlihatkan tiga bentuk gelombang tersendiri : gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T.

Gelombang P mewakili depolarisasi atrium
Kompleks QRS mewakili depolarisasi ventrikel
Gelombang T mewakili repolarisasi ventrikel

Hal-hal penting mengenai perekaman EKG :
1. pembentukan potensial aksi di nodus SA tidak menimbulkan aktivitas listrik yang mampu mencapai permukaan tubuh, sehingga depolarisasi nodus SA tidak menimbulkan gelombang.
2. pada EKG normal, tidak terdapat gelombang terpisah untuk repolarisasi atrium.
3. gelombang P jauh lebih kecil daripada kompleks QRS karena atrium memiliki massa otot yang jauh lebih kecil daripada ventrikel, sehingga menghasilkan lebih sedikit aktivitas listrik.
4. terdapat tiga keadaan pada saat aliran arus di otot jantung tidak terjadi dan EKG tetap berada di garis dasar.

a) Selama perlambatan nodus AV. Perlambatan ini tercermin dalam interval waktu antara akhir gelombang P dan permulaan gelombang QRS, interval ini dikenal sebagai segmen PR.
b) Ketika ventrikel mengalami depolarisasi sempurna dan sel-sel kontraktil jantung sedang berada dalam fase datar dari potensial aksi sebelum kembali mengalami repolarisasi tergambar segmen ST.
c) Ketika otot jantung beristirahat total dan sedang berlangsung proses pengisian ventrikel, setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya, segmen waktu ini disebut interval TP.

EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis kecepatan denyut jantung yang abnormal. Aritmia, dan kerusakan otot jantung.
Karena aktivitas listrik memicu aktivitas mekanis, kelainan pola listrik biasanya disertai oleh kelainan aktivitas kontraktil jantung.

EKG Normal









Contoh keadaan jantung yang dapat dideteksi melalui Elektrokardiografi:


Kelainan kecepatan, jarak antara dua kompleks QRS yang berurutan disebuah rekaman EKG dikalibrasikan ke kecepatan denyut jantung. Kecepatan denyut jantung yang melebihi 100 denyut per menit dikenal sebagai takikardia (tachy berarti “cepat”). Sedangkan denyut yang lambat yang kurang dari 60 kali per menit disebut bradikardia (brady berarti ”lambat”)

Kelainan Irama, irama mengacu kepada keteraturan gelombang EKG. Setiap variasi irama normal dan urutan eksitasi jantung disebut aritmia.

Flutter atrium, ditandai oelh urutan depolarisasi atrium yang reguler tetapi cepat dengan kecepatan antara 200 sampai 300 denyutan per menit.

Fibrilasi atrium, ditandai oleh depolarisasi atrium yang cepat, ireguler, dan tidak terkoordinasi tanpa gelombang P yang jelas.

Fibrilasi ventrikel, adalah kelainan irama yang sangat serius dengan otot-otot ventrikel memperlihatkan kontraksiyang kacau dan tidak terkoordinasi. Tibul banyak impuls yang berjalan secara acak ke segala arah diseluruh ventrikel.

Blok jantung, timbul akibat defek pada sistem penghantar jantung.


Gelombang EKG abnormal juga penting dalam mengenali dan menilai miopati jantung (kerusakan otot jantung). Iskemia miokardium mengacu kepada ketidakcukupan pasokan darah. ke jaringan jantung. Kematian atau nekrosis sel-sel otot jantung , yang biasanya disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah yang memperdarahi bagian jantyung yang bersangkutan, disebut infark miokardium akut, yang lazim dikenal sebagai serangan jantung.

Interpretasi suatu rekaman EKG adalah suatu tugas rumit yang memerlukan pengetahuan dan latihan yang intensif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar